“Menurutmu dulu kita berpacaran?”
“Menurutmu? Haruskah kujawab?”
Aku memandangi kembali wajah dewasamu tenggelam perlahan dalam danau tenang di sorot bintang matamu dibalut pelukan rambut hitam panjangmu yang tidak berubah sejak dulu.
Mimpi bukanlah apaapa hanya kembang tidur tanpa makna hasil acak bayang alam bawah sadar yang tetiba hadir di malam yang lelah dan gelisah untuk segera dilupakan tatkala mata selesai terpejam terbang bersama kicauan burung dan menguap oleh cahaya pertama mentari. Benarkah hanya itu?
Mimpi layaknya menghadirkan cerita nyata tentang ketidaknyataan kenangan ketakutan kesalahan kesedihan dendam tak tuntas masa lalu yang kembali setiap waktu tanpa mengetuk pintu mengusik harihari tak nyata takkan pernah tiada perlu mengejawantah menjadi nyata. Haruskah percaya itu?
Mimpi adalah pesan semesta yang dititipkan kepada kebaikan hati esok lusa ketika berteriak dejavu dari bibir bergetar tenggorokan kering tercekat rongga dada hitam menua atau kepada potongan puzzle puisi yang akan terus menerus ditulis tanpa bentuk tanpa hasil tanpa akhir. Maukah kau mempercayaiku?
Di biara itu, berdosakah kau bila juga memimpikan aku?
NH
Legend says when you can’t sleep at night, its because you are awake in someone else’s dream…
*ga nyambung*
LikeLike
Katanya juga, dreamer is a lonely person… *lupa terusannya*
LikeLike
Bantu terusin deh…’cause dreams have only one owner at the time.
Nice short story, NH!
LikeLike
Argh, pinter! 👍
LikeLike