“… Dingin ini membunuhku, panas ini membunuhku, kantuk ini membunuhku. Berapa kali sudah aku mati…?”
Adalah cerita tentang berlari berjalan membelah pulau Bali, dari Denpasar ke Mengwi ke Baturiti ke Gitgit ke Singaraja ke Seririt ke Pupuan ke Tabanan
Adalah cerita tentang bintang-bintang dan sepotong bulan di langit mengawal malam agar gelapnya tidak disesali dan berakhir menjadi sebait puisi
Adalah cerita tentang pesona Gunung Agung dan Gunung Batur beralas permadani lembayung warna warni cahaya matahari pagi di ufuk timur
Adalah cerita tentang Danau Beratan Bedugul dalam kabut tipis pagi hari dan hamparan hijau sawah terasering berundakundak tertata rapi
Adalah cerita tentang jalan aspal lurus panjang siang terik menyusur pesisir Pantai Lovina kala lumbalumba pulang usai bermain dan mencari makan
Adalah cerita tentang menembus udara dingin menggigil merentakkan tulang melawan hadangan kabut tebal yang titiktitik airnya menusuknusuk bolamata
Adalah cerita tentang matahari dalam keperkasaan panasnya tanpa belas kasih padahal dia tahu tidak ada makhluk yang mampu menandinginya
Adalah cerita tentang jalan aspal mendaki panjang halus sekaligus kasar serta jalan aspal miring menukik turun curam berkelokkelok berulangulang
Adalah cerita tentang gonggong tak henti gertak ratusan ekor anjing malam di balik pagar dan di pinggir jalan di beda ruang dan di beda waktu
Adalah cerita tentang menghindar melupakan melawan kantuk yang pada akhirnya menyerah tumbang lelap dalam pelukan sang kantuk
(“Hush little bird don’t cry
You’ll fly a million mile tomorrow in your sleep
Rest little one you’re home
The sky has grown too dark for you to roam
Sleep little bird your flight
Has placed you in the gentle arms of night”)
Adalah cerita tentang mata terpejam sejenak jiwa melayang yang kembali hanya untuk menemui kaos lekat basah perut berputar mulut aroma seribu naga
Adalah cerita tentang barisan penjor sejak Galungan lambang kesejahteraan kemakmuran keselamatan dan ungkapan terimakasih kepada Sang Hyang Widhi
Adalah cerita tentang luka senyum sedih bangga tangis senang kecewa suka marah lega dendam tawa perih pasrah duka bahagia putusasa airmata
Adalah cerita tentang mengisi ruang rongga kosong di dasar hati yang tak ditemukan di luar sana mewarnai lembaran kalender yang tidak melulu hitammerah saja melepaskan menaruh menyerahkan seluruh jiwa raga kembali ke semesta alam untuk pada akhir perjalanan menemukan diri yang berbeda
Adalah cerita tentang pelari tentang dermawan tentang sukarelawan tentang anakanak tentang orangtua tentang kita tentang hariesok tentang masadepan tentang satumasa tentang kepedulian tentang ketidakpedulian tentang surga-dan-neraka
(“Hush little bird I’ll stay
To guide you through the moments you collide
Because little one the day
May come when feathered friends desert your side
O precious bird o darling boy the tears I weep are tears of joy
You fill my heart so full it flies with you
I carry you you carry me beyond the noise of daily need
And shine your rainbow light on all I do
And it’ll hurt to see you hurt
It’ll hurt to see you hurt”) ~ Silje Nergaard
RUN TO CARE
Bali, 26-28 Juli 2019
Story with beautifully precise meanings. Super love ♥️
LikeLike
Thanks a lot WieD 🙏
LikeLike
Beautiful Sir…👍😍
LikeLike
You guys made it even more beautiful… 🙏
LikeLike