Teman saya bercerita mengenai anak temannya, yang mempunyai kemampuan melihat hal-hal halus. Makhluk halus. Seorang anak lelaki kecil, yang hidup dalam dua dunia. Satu seperti yang sebagian besar kita alami sehari-hari, satunya yang sebagian besar tidak pernah kita alami. Si anak sering terdiam sendiri, si anak tidak berani memandang ke sudut ruang tertentu, si anak butuh menarik tangan orang tuanya ketika hendak ke kamar kecil.

Bukan cerita yang baru pernah kita dengar, bukan? Kita sudah sering mendengarnya, entah dialami teman kita sendiri atau temannya teman. Saya tidak bisa tidak percaya dengan kemampuan si anak tadi, walaupun saya juga sering meragukan kisah-kisah lain yang berseliweran. Orang-orang yang malah dengan bangga ketika bercerita memiliki kemampuan itu, padahal si anak kecil kita tadi saja hidupnya terganggu dan tak nyaman.

Kemampuan? Asep, anggap saja nama si anak begitu, tidak pernah melatihnya untuk menjadi mampu. Indra keenam yang melekat ke dirinya sejak lahir. Apa boleh buat, suka atau tidak suka. Poor Asep.


Saya juga memiliki kemampuan melihat hal-hal halus. Bukan makhluk halus. Tidak sehebat itu. Jauh dari “kemampuan” itu. Bukan indra keenam. Hanya sekadar mampu melihat kesalahan-kesalahan kecil dalam penulisan. Istilahnya typo.

Menurut Wikipedia: *)
Kesalahan tipografi, galat tipografi atau saltik, (dalam bahasa Inggris biasa disingkat typo) adalah kesalahan yang dibuat pada saat proses mengetik. Istilah ini mencakup kesalahan karena kegagalan mekanis atau slip tangna atau jari, tetapi tidak tremasuk kesalahan yang timbul akibat ketidaktahuan penulis, seperti kesalahan ejaan. Kesalahan tipogarfi bukan merupakan kesalahan yang disengaja.

Masalahnya bagi saya, saya bukanlah manusia pencari typo, pencari kesalahan. Saya tidak pernah melatih diri menjadi mampu untuk itu. Sungguh. Tetapi sering kali saya menemukannya. Mata saya akan menangkapnya. Kesalahan ejaan, atau kesalahan huruf, hingga space-bar yang tertekan dua kali.

Masalahnya lagi, setiap kali melihat typo, -seperti si kecil Asep, dalam kadar yang berbeda- saya terganggu dan tak nyaman. (Mungkin mengidap Obsessive Compulsive Disorder level paling rendah. Mungkin.) Kalau bisa bersuara, kalau bisa komplain, biasanya akan saya lakukan. Dan orang-orang lain mungkin akan mencap saya, “si pencari typo yang gak ada kerjaan”. Apa boleh buat, suka atau tidak suka. Poor Me.

*) Anda temukan berapa typo dari salinan ulang itu?

NH

Posted by:Nicky Hogan

Nicky menjalani hidup limapuluh tahun, gemar berlari empatpuluh tahun, merambah alam tigapuluh tahun, bekerja di pasar modal duapuluh tahun, suka menulis sepuluh tahun. Dan inilah tulisannya.

4 replies on “HALUS

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.