Kepada para penjelajah hati,
Ketika lelah menjajakan kebaikan, kamu tak pernah sendirian
Kepada para penjelajah malam,
Ketika bulan dan bintang ada untukmu, kamu hanya butuh gelap
Kepada para penjelajah rasa,
Ketika tubuh banjir berpeluh, kamu selalu rindu sekaan
Kepada para penjelajah siang,
Ketika matahari memaksamu tertunduk, kamu dan ibu bumi menyatu
Kepada para penjelajah jalan,
Ketika jarak nan jauh menyeretmu, kamu hanya butuh hening
Kepada para penjelajah ruang,
Ketika panas terik mengurungmu, kamu tak pernah sebebas itu
Kepada para penjelajah waktu,
Ketika setiap detik adalah berkah, kamu adalah keabadian
(tentang perjalanan ke pulau lembata menjejakkan kaki menempuh jarak lari seratus kilometer di jalan debu bebatuan dan aspal hitam di antara obor dan tarian diantar tatapan ramah mama-bapa sapaan riang pemuda-remaja sorakan ramai ana-ana mengarungi kelam gelap malam di bawah cahaya bulan tersisa setengah dan gugusan acak bintang-bintang menyusur panjang garis pantai yang ombaknya membisu dan anginnya terdiam ditemani marshall yang setia dan sahabat di pemberhentian yang selalu siaga menyambut sepi pagi buta kota dipecah bising motor bersuara dijemput matahari siang yang apinya menjilat isi kepala pada rute lurus memanggang dan tanjakan melelahkan berteman kucuran keringat dan penat memabukkan menuju senjakala magis yang jatuh perlahan seraya mengantarkan air bersih untuk anak-anak negeri yang tak letih menanti)
Jelajah Timur – Lembata, 26-27 November 2021
Read More