“Coins always make sound, but currency notes are always silent. So, when your value increases, keep yourself calm and silent.” ~ William Shakespeare
Hari-hari ini apps sekuritas gue lagi menyebalkan. Tiap berapa jam sekali -gak peduli weekend sekalipun- muncul notifikasi tawaran belanja IPO saham. Ya, saham bisnis kekinian yang katanya ditunggu-tunggu itu. Segitu desperate-nya ya, ckckck.
Beberapa teman ikutan heboh -belum sampai tahap menyebalkan sih- membombardir pertanyaan macam roket Rusia. Bunyinya, “Boleh beli gak?”
Wait, wait! Beli buat apa dulu nih? Jangka pendek or jangka panjang? Jawab dulu deh.
Jangka panjang, investasi! Baca lagi laporan keuangannya, dan lembar demi lembar prospektus ratusan halaman itu. Cek pendapatannya, rugi-ruginya, tahun ke tahunnya, dan terawangan prospeknya. Lelah sih, ya gitu deh, kan demi masa depan.
(Kalau gue sih bukannya males membaca, tapi anaknya era-yesterday-generasi-bombomcar, yang lebih suka ketenangan dengan berinvestasi di saham-saham old–economy. That one is not my game.)
(Ngomong-ngomong soal not my game itu, ini ada cerita dikit, bukan pembanding dan penyamaan, maklumi anaknya cepuan, ngaduan. Dua tahun lalu, temen gue contact, ngabarin plus ngajakin “invest” di forex by robot, termasuk kirim link untuk hadir di acara online-nya. “Never ever, Bro. That one is not my game.” Dengan kondisi keuangannya yang sedang kembang kempis, nilai uang yang dimainkannya mestinya sangat berharga untuk menyambung hidupnya hari ke hari. Tuh robot sekarang sudah dinyatakan ilegal, dan temen gue kembali meng-orang yang semakin terpuruk. Begitulah, predikat anak-yesterday kadang ada baiknya, disayang semesta.)
Jangka pendek, trading! Nah, kalau ini silakan aja. Guys, namanya mau jangka pendek mah yang dilihat cuma perkara hype, sentimen sesaat, momentum. Gak usah peduli rumus-rumus angka seperti diajarin buku. Mau PE ratio selangit atau minus bin negatif, who cares? Hanya permainan sesaat bukan? One moment stand (plesetan dari one night stand). Tapi, harap, ingat selalu kata “jangka pendek” itu. Hit and run, termasuk hit the wall, ya konsekuen aja. Lantas ingat juga selalu kata berikutnya, “konsekuen” itu. Cuan ya syukur, boncos ya nrimo-ndak-boleh-ngamuk.
“Jadi boleh beli gak?” Jawab sendiri.
Gue lagi repot ngurusin penutupan rekening sekuritas gue. Apps-nya berisik, receh ternyata.
NH