“There are some realities that you can only see through eyes that have been cleansed by tears.” ~ Pope Francis

Air mataku menitik. Mulutku gemetar menggigit roti tawar beroles mentega dan gula pasir yang disodorkan Ayah. Kemarahan tadi perlahan telah berubah menjadi tangisan. Ayah menatapku lembut, lalu berucap.

“Hari ini kau kalah, mungkin besok kau menang dari sepupumu. Dalam permainan catur, selalu akan ada yang menang dan ada yang kalah. Juga dalam kehidupan.”

“Nak, ingatlah selalu, ketika kamu kalah, ketika kamu dikalahkan, kamu memiliki dua pilihan. Marah atau menangis. Marahlah, dan setan-setan akan tertawa untukmu. Menangislah, dan malaikat-malaikat akan menangis bersamamu.”

Air mataku berlinang.

Aku memilih menangis.

NH

Posted by:Nicky Hogan

Nicky menjalani hidup limapuluh tahun, gemar berlari empatpuluh tahun, merambah alam tigapuluh tahun, bekerja di pasar modal duapuluh tahun, suka menulis sepuluh tahun. Dan inilah tulisannya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.