WANT YOU TO KNOW

Andai saja aku adalah semesta, aku akan mencintaimu dalam diam.
Andai aku adalah langit, aku akan tertawa dan menangis bersamamu.
Andai aku adalah harapan, aku tidak akan pernah jera kau campakkan.
Andai aku adalah puisi, aku akan memeluk setiap rasa yang kau tuliskan.
Andai aku adalah rasa sakit, aku akan selalu membisikkanmu, “biarlah, biarkan itu bagianku”.
Andai aku adalah rasa sepi, aku akan memberi makna kesendirianmu.
Dan andai aku adalah kesendirian, di saat kau lelah, di saat kau tidak menginginkan siapapun, di saat kau hendak menyerah, ingatlah, aku akan selalu setia mendampingimu.

Read More

TERUSLAH MENULIS

Aku jatuh cinta pada kata-kata, dan kerap mengingat kelebat bayangan masa kecilku berteman mainan tentara plastik kecil, bermain perang-perangan di sebidang tanah sempit di teras rumahku, sendirian. Karenanya aku menulis puisi dan fiksi. Kalau akhirnya aku juga menulis soal investasi saham, mungkin hanya karena sayang saja kalau isi kepala disimpan sendiri, mungkin ada gunanya kalau bisa dibaca orang. Kalaupun tidak berguna, paling tidak sudah membantu meringankan beban otak, mengosongkan sedikit ruang untuknya, agar bisa terus berputar. Juga menulis soal lelarian, adalah “me-time” lanjutan setelah lari panjang. Semacam pelengkap dan penyempurna, complement sekaligus supplement. Bertualang lari dengan otot, dan bertualang kata-kata dengan otak. Yang keduanya perlu melibatkan hati. Kalau tidak, lalu apa artinya lari buatmu?

Read More

CAMAR DAN DOMBA

Angin pantai bertiup dingin. Pada sebuah bangku kayu kosong di sisi kanan, di bibir tebing, dengan pemandangan seberang. Laut-bukit-awan-langit, rumah-rumah putih, dua kapal kecil yang tengah melaju, serta Loch Sligachan dan Loch Ainort.

Matahari tersembunyi di balik dinding tebing di kiri jalan, hanya memendarkan bulatan cahaya putihnya. Kawanan burung camar beterbangan kesana-sini, membentangkan sayap lebar dalam kibasan angin, bersuara nyaring, sahut-menyahut. Mungkin semacam ritual, berjemur pagi, atau mencari makan, atau kumpul keluarga.

Sementara puluhan domba yang tengah merumput atau hanya sekadar terbaring beristirahat, tampak tidak terganggu. Tersebar berkelompok-kelompok, di sisi kanan kiri jalan, dan di atas bukit rumput. Sebagian awas memandangiku, terus hingga aku hilang di balik jalanan aspal kasar, berbelok pulang. Sebagian lainnya tak acuh.

(“I want to sing like the birds sing, not worrying about who hears or what they think.” ~ Rumi)

Read More