Aku ingat sekarang, cahaya tubuhnya itu yang menarik perhatianku. Juga sapuq yang melingkar di kepalanya. Sepotong wajah asing bagi suku kami, tetapi balutan sapuq telah membuatnya tampak istimewa. Karenanya aku mengikutinya sejak tadi. Sudah berapa kilometer kami berlari dan berjalan? Lebih dari tiga jam, selepas meninggalkan bangunan sekolah tempatku mengajar. Tadi aku sempat mencuri dengar, dia dan rombongan sudah berlari dua puluh kilometer, sejak subuh. Singgah di sekolahku, sebelum melanjutkan perjalanan, masih dua puluh kilometer ke pos peristirahatan berikutnya dan sisanya dua puluh kilometer lagi barulah tiba di garis akhir, sisi utara pulau. Jauh ternyata. Aku akan mengikuti semampuku saja, atau selama dia masih mengizinkanku.
Read More