Dulu anak saya percaya Sinterklas. Sekarang beranjak remaja dan sudah pintar, dia tahu itu hanya tokoh khayalan.
Tidak lagi ditunggu-tunggu, di hari Natal, kadonya.
***
Skema Ponzi, atau kita lebih sering mendengar istilah money game atau produk bodong, sebenarnya sudah ada sejak tahun 1920an, atau bahkan sudah ada sebelum 1900. Tapi yang ngetop memang Charles ini, makanya namanya diabadikan, notorious.
Bentuk penipuan dengan membayar keuntungan tinggi kepada anggota-anggota awal (saya enggan memakai istilah investor-investor) dari dana segar anggota-anggota yang masuk belakangan. (“Rampoklah Iwan supaya bisa bayar Edi”. Jadi kalau ada saudara-teman-tetangga-siapapun yang ngajak kamu ikutan, pertimbangkan hubungan kalian lebih lanjut. Seriously.) Bisnis apa sih? Hedge futures trading, high-yield investment programs, offshore investment (Sounds familiar?), dengan strategi investasi rahasia yang tidak bisa disampaikan. (Pret!) Semakin njlimet istilahnya, semakin pusing korbannya, semakin senang dan mudah yang menjualnya. (Nanya detailnya? Kita? Kelihatan ndak terpelajar dong. Sorry, Gengsi is my middle name.)
#memperingati100tahunponzi
Satu abad umur skema itu dan masih bertahan dan masih laris manis? Signore Ponzi gak usah sombong deh. Kamilah yang pantas bersombong, berhasil melestarikan barang yang namanya greed. Keserakahan.
***
Di sela lelarian di desa pelosok di Sentul, teman saya cerita dapat tawaran investasi. (Duh Mak, dia lagi kah?!) Temannya bilang setoran awal sekian ribu dollar (Beuh, beneran dia nih!) bisa dapat keuntungan sampai 30% per bulan. (Gak usah kaget ah, ya, 30%, ya, per bulan.) Teman lelarian yang lain nimbrung, menambahkan, banyak teman-teman kantornya yang sudah ikut. (Selamet deh, auk ah gelap..)
Dalam perjalanan pulang, saya mendapat kiriman WA teman saya itu, semacam proposal. Judulnya Cara Cepat Kaya Gelap Mata. Bukan? Gak tau juga, judulnya bahasa inglis sih. Begitu buka filenya, ternyata benar si Thanos lagi. (Kangen Tony Stark, hiks!)
Saya selalu tidak pernah mengerti, aselik!, penjual-penjual itu punya cara-program-sistem-mesin-robot-sulap menggandakan uang (dengan strategi investasi rahasia pret tadi), kenapa juga mesti ngemis-ngemis-ngais-ngais jualan. Kenapa tidak hidup happy saja, sendiri, untung-untung-sendiri (katanya pasti untung kan?), makan-makan-sendiri, masak-masak-sendiri. Kenapa mesti ngemis-ngemis-ngais-ngais gitu? Kenapa?
Pernah kita pikirkan? Pernah kita pikirkan sebelum bergabung? Pernah kita pikirkan sebelum ajak orang lain bergabung? Atau kita pikir saking mulianya hati mereka, sehingga rela berbagi “keuntungan besar” ke kita? Memangnya mereka Sinterklas? Sinterklas?
***
Dulu anak saya percaya Sinterklas.
NH