Sebuah tulisan, antah berantah, namun bukan ngarang, berbunyi kira-kira begini.

Kalau cuma punya duit sejuta atau sepuluh juta atau bahkan seratus juta, kalau investasi di saham, berapa sih dapatnya per tahun? (Note: tidak valid untuk hari-hari ini.) Tigabelas persen? (Note: valid banget untuk duapuluh tahun terakhir.) Tiga belas juta setahun? Masih lebih tebel UMP setahun, mending kerja. Atau begini, kalau baru punya duit segitu mah, jangan sok investasi deh, ditradingkan saja. Ya, trading saja, bisa untung lebih gede, bisa juga sih rugi ambyar. Nah, kalau dah punya uang semiliar tuh, baru mikir investasi, hasilnya bisa ratusan juta.

Menulis, tentu saja baik. Banget. Hanya saja Stephen King mengingatkan, “If you want to be a writer, you must do two things above all others: read a lot and write a lot”. Rajinlah menulis, kata si Raja Horror, namun jangan enggan dengan pasangannya, membaca. Tidak eloklah nekad menulis, kalau sedikit kali baca-bacaanya. (Juga me-repost tanpa mbaca, merespon tanpa mbaca, bertindak tanpa mbaca, menjulid tanpa mbaca, cacaca…)

Abang saya di ujung barat negeri pernah memberi petuah, kalau menulis harus hati-hati karena penafsiran pembaca bisa sangat bervariasi, bahkan bisa jadi pisau bermata dua. Saya mengamini dan berusaha belajar menjadi adik-patuh (anak-patuh dan warga-patuh). Tulisan-tulisan yang lebih banyak mudarat dibanding manfaat, lebih baik saya simpan rapih di folder, handphone. Mungkin satu saat terpaksa di-delete, saat tuh handphone ditukar tambah dengan keluaran terbaru. (Lha, lalu kenapa mesti ditulis kalau akhirnya sia-sia begitu? Biarlah. Verba volant, scripta manent. Daripada terbang bersama angin, paling tidak di suatu masa sesuatu itu pernah mampir tertuang dalam bentuk tulisan.)

Kembali ke tulisan awal di atas, benarkah begitu? Beuh. Tak perlu ditanggapi panjang lebar, bukan? Kalau kamu sering mbaca, kamu pasti ngerti, empat kata di judul tulisan ini lebih dari cukup untuk menjawabnya.

NH

Posted by:Nicky Hogan

Nicky menjalani hidup limapuluh tahun, gemar berlari empatpuluh tahun, merambah alam tigapuluh tahun, bekerja di pasar modal duapuluh tahun, suka menulis sepuluh tahun. Dan inilah tulisannya.

4 replies on “BERTAMBAHLAH KAYA, TETAPLAH MISKIN

  1. Iya, Mas. Meskipun yang saya tulis cuma catatan perjalanan di blog, kadang narasi dan deskripsi saya masih kurang jelas bagi sebagian pembaca. Menantang juga ini; menjarakkan diri dari tulisan dan membaca dari sudut padang pembaca.

    Liked by 1 person

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.