… Lupakanlah cerita kelabu
Kita susun lagi langkah baru
Bagaimana caranya oh cintaku
Bagaimana caranya…
(Terimakasih 2D untuk lagu indahnya)

Selasa larut malam, sebuah pesan WA muncul, teman lama yang ingin mulai investasi. Tek-tok (bukan tik-tok) percakapan soal nama sekuritas, bagaimana memulai, baiknya mind-set awal, dan jangka waktu investasi. Hingga pertanyaan menakutkan ini, “Bagaimana cara bisa jago di pasar modal?” Spontan jawaban saya, “Tidak ada satupun jagoan di pasar modal.”

Benarkah? Mungkin saya terlalu nafsu. Kalau maksudnya jago di pasar modal tanpa pernah kalah (baca: rugi), pastinya tidak ada. (Semoga tidak ada japrian memprotes, “ada, gua nih!”) Pendekar di film kungfu aja selalu kalah bonyok di awal, dan, engingeng, barulah jago di akhir cerita. Nah, kalau seperti sang pendekar yang kalah duluan, jagoan belakangan, harusnya ada. Orang-orang yang dilatih oleh “suhu”-nya (atau berlatih sendiri berdasarkan kitab yang ditemukan di Gua Hantu), untuk menetapkan tujuan awal investasi yang jelas dan benar-tidak-sesat, menguasai jurus-jurus pamungkas (“saham-saham ciamik”) yang tepat, dan mengenali kelemahan musuhnya seutuhnya (“serakahan, panikan, putusasaan”).

Saya buru-buru mengetik, “Itu deh jagoannya”.


Malam sebelumnya, larut juga, seorang makemak, teman juga, tapi sudah bercucu (kasihan suaminya, tiap malam tidur sama nenek-nenek, eh!), WA juga. Kalau tatap muka, saya agak yakin dia akan berurai air mata, pasalnya anaknya yang bontot (“yg msh oon n polos”, itu copasan, bukan tuduhan), bingung tabungan sahamnya rugi, besar, dan dia tidak ingin rugi lebih parah. Bagaimana caranya. Anaknya stress, ibunya malah lebih stress. Kisahnya, sang ibu mau ganti kerugian anaknya, malah dijawab “gak mendidik” oleh sang anak (peluk, contoh ideal pemuda harapan bangsa).

Baiklah, dokter-nekad-praktek-malam, mulai diagnosa. Itu uang kuliah? Negatif. Saham gorengan? Negatif. Resep (maksudnya buku) dokter dah dimakan rayap? Negatif. Lha, aman toh, Buk, apa yang dikhawatirkan malam-malam gini. Minta sang ananda baca-baca lagi deh kitabnya. (Mungkin juga akhirnya obat penenang paling jitu buat sang ibu adalah kalimat, “gua juga punya saham dan posisi loss juga, banyak juga”.) Manusia selalu terhibur kalau ada temannya. Teman susahnya. Krik.

Semoga dia tidur nyenyak malam itu, dengan kakek-kakek di sampingnya.

NH

Posted by:Nicky Hogan

Nicky menjalani hidup limapuluh tahun, gemar berlari empatpuluh tahun, merambah alam tigapuluh tahun, bekerja di pasar modal duapuluh tahun, suka menulis sepuluh tahun. Dan inilah tulisannya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.