Ada 35 jam sepanjang Jogjakarta dan Semarang
Ada 3 jam rebah tumbang tidur di manamana
Ada berkalikali memejamkan mata lelah sembari melangkah
Apa yang kau cari?
Apa yang kau dapatkan?

Ada Ibu yang menyajikan nasi putih disiram soto ayam panas, dan teh manis tak-usah-bayar
Penuh kasih memandang ke dalam mata
Dan menggenggam dengan kedua tangannya, “Semoga selamat sampai tujuan…”
Sepotong cerita sore sejuk yang mulai gelap

Ada kulit ari yang terkelupas luka perih menyiksa
Ada kuku dan jari kaki yang merintih tiada henti
Dan bertanya sampai kapankah ini dan teruskah begini

Ada suara katak dan ayam berkokok
(Kapan terakhir Kamu mendengarnya?)
Ada tanjakan tak berujung tanpa sedikitpun belas kasihan
Dan turunan yang tak lagi menyenangkan
Seperti semuanya, sebentar lagi dilupakan

Ada sungguh rasa bersalah dibekap haru
(Maafkan Aku!)
Tidakkah selalu saja merepotkan, tidakkah selalu saja mengganggu
Setiap tahun, satu dua terus seperti itu
Menunduk tak sanggup menengadah di jalan aspal beton dalam matahari yang panas

Ada pertanyaan, perlukah?
Ada terngiang, tak ada kerjaan!
Itulah hantu sesungguhnya di malam gelap hitam pekat
Belum tentu, mungkin juga itu malaikat bakal penyelamat

Ada super hero yang kecele
Bermimpi bertemu anak-anak di akhir perjalanan, berbagi bahagia
Dan nyatanya bolong, mereka tak ada

Antiklimaks.

NH

Posted by:Nicky Hogan

Nicky menjalani hidup limapuluh tahun, gemar berlari empatpuluh tahun, merambah alam tigapuluh tahun, bekerja di pasar modal duapuluh tahun, suka menulis sepuluh tahun. Dan inilah tulisannya.

2 replies on “REKAPITULASI SEBUAH LARI

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.