Seorang teman masuk ke ruangku, setengah berteriak, nyaris histeris. Keponakannya terjerat hutang, ratusan juta rupiah, dari pinjaman-pinjaman mudah yang saat ini marak, dari puluhan sumber. Yang menurut pengakuan si anak muda penghutang, hanya dipakai untuk “pas mau makan iniitu, tarik pinjaman, pas mau beli iniitu, tarik pinjaman”.


Aku memeriksa kembali kotak pesan di HPku. Yang belum sempat kubaca detail ketika masuk, masih tersimpan pesan-pesan singkat nan lugas, beberapa “tawaran pinjaman berbasis online, pinjaman modal usaha, dari 2 juta rupiah hingga 500 juta rupiah, tanpa survey tanpa agunan, proses cepat langsung cair, bunga 2 persen”.


Teringat kembali awal minggu lalu, ketika seorang teman memintaku memeriksa sebuah akun online. Iklan gamblang penuh provokasi jungkir balik melecehkan hidup hemat, kpr, asuransi, nabung dan investasi (nilai-nilai yang ditanamkan susahpayah bertahun-tahun), untuk beralih ke segala hal berbentuk bau amis yang namanya konsumtif.


Dunia yang semakin mudah, dunia yang semakin memperdayai. Dunia yang semakin jahat.

NH

Posted by:Nicky Hogan

Nicky menjalani hidup limapuluh tahun, gemar berlari empatpuluh tahun, merambah alam tigapuluh tahun, bekerja di pasar modal duapuluh tahun, suka menulis sepuluh tahun. Dan inilah tulisannya.

2 replies on “D3B

  1. Kasian sekali ya kalau sudah terjerat pinjaman online seperti itu. Pastilah berbunga:( Lebih baik pakai uang sendiri kalau ada. Dan sebisa mungkin hindari hutang:(

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.