Angin pantai bertiup dingin. Pada sebuah bangku kayu kosong di sisi kanan, di bibir tebing, dengan pemandangan seberang. Laut-bukit-awan-langit, rumah-rumah putih, dua kapal kecil yang tengah melaju, serta Loch Sligachan dan Loch Ainort.
Matahari tersembunyi di balik dinding tebing di kiri jalan, hanya memendarkan bulatan cahaya putihnya. Kawanan burung camar beterbangan kesana-sini, membentangkan sayap lebar dalam kibasan angin, bersuara nyaring, sahut-menyahut. Mungkin semacam ritual, berjemur pagi, atau mencari makan, atau kumpul keluarga.
Sementara puluhan domba yang tengah merumput atau hanya sekadar terbaring beristirahat, tampak tidak terganggu. Tersebar berkelompok-kelompok, di sisi kanan kiri jalan, dan di atas bukit rumput. Sebagian awas memandangiku, terus hingga aku hilang di balik jalanan aspal kasar, berbelok pulang. Sebagian lainnya tak acuh.
(“I want to sing like the birds sing, not worrying about who hears or what they think.” ~ Rumi)
NH