“And what did you see, Clarice? What did you see?”
“Lambs. They were screaming.”
Dunia kita sekarang adalah dunia yang hiruk pikuk, bising, dan berisik. Tak terkecuali dunia saham. Dunia yang penuh dengan kegaduhan yang diciptakan oleh para pembuat noise, beserta pengikut-pengikutnya yang lugu. Padahal ada sisi lain, ada dunia di mana para penghuninya -investor, dalam definisi sesungguhnya- seolah tenggelam dalam keheningan sabatikal.
The interview
“Kenapa investor lebih pendiam dibandingkan para trader?”
Lho, maksudnya?
“Kan di media sosial lebih banyak beredar para trader dibanding investor?”
Lho, terus kenapa?
“Ya itu, investor kok gak ikut-ikutan bikin noise gitu lho?”
Lho, kenapa investor perlu gaduh?
“Memangnya investor tidak berkepentingan dengan crowd, para pemain, para retail?”
Lho, apa hubungannya investor dengan crowd, para pemain, para retail?
“Kan mereka-mereka yang membuat harga berfluktuasi?”
Lho, memangnya mereka-mereka yang menentukan kinerja dan fundamental perusahaan?
“Jadi yang gaduh, yang bikin noise itu, karena mereka berkepentingan dengan crowd?”
Lho, kok lu yang ambil kesimpulan?
“Lha lho lha lho aja, terus semua pertanyaan gua dibalikin pake pertanyaan.”
Lu dah cukup pinterlah buat menjawab pertanyaan lu sendiri.
“Jadi investor itu pendiam karena buat mereka yang penting adalah kinerja perusahaan, sedangkan trader sukanya bikin noise karena mereka berkepentingan dengan crowd, gitu?”
Lho…
“Stop!”
*daribincangsore08092022
NH