“Jangan takut kalau aku tak lagi ada, takutlah kalau meja itu sudah tak ada, karena kita tak akan bisa mengulang kisah awal tentang segelas es jeruk.”
Read More
KNOW ME BETTER. LIKE ME LESS.
“Jangan takut kalau aku tak lagi ada, takutlah kalau meja itu sudah tak ada, karena kita tak akan bisa mengulang kisah awal tentang segelas es jeruk.”
Read MoreRaung gesekan roda-roda baja dan rel MRT terdengar, semakin mendekat. Tidak banyak pengantri di larut malam begini dan juga tidak banyak penumpang yang bergegas keluar gerbong. Fei meletakkan pantatnya, di sebelah bangku untuk disabilitas yang dibiarkan kosong, memandang beberapa orang yang masih lalu lalang di luar gerbong. Seorang perempuan melintas. Fei mengenalinya, perempuan dengan sepasang bola mata yang hitam dominan.
Read MoreTiba-tiba Fei merasakan dadanya mengetuk-ngetuk. Perempuan itu. Perempuan yang sama ketika bulan lalu dia di ruang yang sama pula. Lokasi kejadian mimpi yang berbeda, peristiwa yang berbeda, orang-orang yang berbeda, tetapi perempuan itu hadir di kedua mimpinya. Perempuan dengan sepasang bola mata yang hitam dominan.
Read MoreSeorang perempuan dalam balutan sweater hijau tosca, dengan tulisan “Walk On” di sana, berdiri di belakang sendiri, sedikit menunduk memandang lekat. Mata mereka beradu, dan Fei menangkap bola matanya yang hitam dominan.
Read More