Investor sufi. Pertama mendengarnya, saya tersentak, timbul perasaan gimana gitu. Pemahaman kata sufi itu sendiri menaruh penekanan pada kemurnian hati dan jiwa. Ketika dikaitkan dengan investasi, mungkin dapat dimaknai sebagai tidak bersifat spekulatif, tidak untuk memperoleh keuntungan sesaat (dan sesat), tetapi dikembalikan kepada definisi investasi itu sendiri; jangka panjang, keamanan-dan-ketenangan, tidak nikmat di atas derita orang.
Investor ultra. Mengacu kepada para pelari jarak jauh, ultra marathoner, yang terus bertahan dalam kelelahannya, kebimbangannya, keputusasaannya, demi mencapai garis akhir. Tidak ada perjalanan ultra yang mudah, katanya. Tidak ada perjalanan investasi yang mudah, nyatanya. Investor selalu dituntut mampu mengatasi kebosanannya, kebingungannya, gejolak-pertarungan-kemustahilan, untuk mencapai ujung garis finish, yang bebas ditentukan sendiri.
Investor kapal selam. Hanya karena kembali dari Palembang, kota empek-empek, terucap istilah kapal selam. Kenapa tidak, berinvestasi model kapal selam? Ya, kenapa tidak? Nongol sejenak ke permukaan hanya untuk membeli saham, menikmati setiap kesempatan, kemudian menyelam kembali. Hingga saatnya untuk nongol kembali dan kembali lagi. Seperti kuning telur mentah di dalamnya, yang ditenggelamkan ke kuali panas, dan saatnya dihidangkan, yummy.
Ketika kita menjadi sufi, menjadi ultra, menjadi kapal selam, lalu apa lagi yang perlu dikhawatirkan?
NH