Di halte itu aku duduk,

Es kopi susu sisa setengah
Harusnya untuk ongkos ojek ke rumah
Setelah tujuh putar melingkari stadion GBK

Gerbang wakil rakyat bersahabat untuk pangkalan sementara
Di atas trotoar para supir taksi taruhan catur bercengkerama
Seorang ibu bergegas pulang mendorong gerobak ketoprak merah
(Malam ini dia akan mengajak anaknya makan seafood tenda, untuk hadiah ulang tahunnya yang kelima)

Di halte itu aku menunggu,

Tidak ada lagi yang melintas
Tidak ada lagi yang terlintas
Tokoh-tokohku telah mati satu per satu
Tidak ada ucapan simpati dan belasungkawa
Seolah semua pasrah
Atau ikut menikmati kematiannya

Di halte itu aku rebah,

Senjakala dan bergelayut langit jingga
Aku berbaring lelah
Berharap seseorang datang memapah
Tak peduli dibawa kemana

Juli 2020

NH

Posted by:Nicky Hogan

Nicky menjalani hidup limapuluh tahun, gemar berlari empatpuluh tahun, merambah alam tigapuluh tahun, bekerja di pasar modal duapuluh tahun, suka menulis sepuluh tahun. Dan inilah tulisannya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.