(Semalem gua mimpi. Terbang di atas Lapangan Banteng, dalam kostum superhero. Katok di luar, pastinya. Huruf N besar di dada. N, Nicky? Keren. Di bawah sana, ribuan buibuk melambaikan bendera kecil, berhuruf N juga. Ketika mendarat, segera diserbu, terdengar jeritan histeris, “NjlimetMan!”. What? Jiaahhh!)
Tetiba gua suka dengan kata itu. Njlimet.
Manusia adalah makhluk kompleks. Masukkan kalimat itu ke mesin pencari canggih, Google. Langsung banjir informasinya. Masukkan, human is a complicated creature. Podo wae. Sama banyaknya hasilnya.
A human being is a complicated creature, far more complicated than his thoughts are. ~ Paul Valery
Yes, we are. No, I mean you. Yes, you are. Hal-hal sederhana, kita buat menjadi begitu complicated, kompleks, rumit. Apa contohnya? Banyak. Satu di antaranya, investasi saham, membeli saham. Membeli saham berarti menjadi pemilik perusahaan. (Buku pelajaran SD kelas V anak gua, definisi saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan.) Owner. Shareholder. Titik. Ulang ya, Titik. Bank milik kita beroperasi setiap hari, mesin pabrik punya kita berputar duapuluhempat jam, invoice penjualan perusahaan kita terus dicetak. Profesional bekerja keras, kita cukup tidur pulas. Seharusnya. Namun, kitalah, makhluk manusia, yang membuatnya menjadi njlimet. Seolah harga saham harus dipantau terusterusanlah. Digambargambarlah. Dicari trendnyalah. Dicenayanglah. Dibawa larut dalam emosilah. So complicated. So njlimet.
Simple thing becomes complicated, when you think too much. ~ Wilson Kanadi
Berita baiknya, Manteman, walaupun kita adalah makhluk njlimet, kita juga adalah makhluk berakal, paling pintar. Makhluk berkemauan bebas, boleh memilih. Bisa menjadi NjlimetMan, atau SimpleMan. Bebas memilih, menjadi NjlimetMan or SimpleMan.
(Kalau dah males banget baca soal saham mulu, ganti aja tuh kata ya. Pakai contoh lain. Bebas kok, SimpleMan.)
NH