Saya suka dengan salah satu group WA saya, spesial ngomongin saham. Aneh. Lucu. Geregetan. Menginspirasi.
“Ada yang lihat saham xxxx nga? Berhari-hari nga ada yang offer ya. Apa mau go private? Kok aneh gitu lho.”
Itu kode saham yang go public abad lalu, tahun 90an. Beberapa abad setelah Obelix kecil jatuh ke dalam panci yang berisi ramuan kekuatan dukun Panoramix. Saham yang disebut memang mungkin aneh sih, tetapi rasanya kita-kitalah yang lebih aneh. Saham aneh kok dilihatin? Lebih aneh mana coba?!
Berharap cepat kaya, jack pot (“a large cash prize in a game or lottery, especially one that accumulates until it is won”) sih sah-sah saja (atau malah gak?), tetapi tentu saja butuh banyak faktor dan elemen, internal dan eksternal, untuk itu. Dan kalaupun itu benar-benar eksis ada nyata. Kalau tidak? Kita tenggelam dalam keanehan.
Apalagi ini saham dengan PER ratusan kali lipat, bukankah secara teori artinya muahal buanget? Jadi buat apa melirik saham aneh sedangkan masih bejibun saham tidak aneh lainnya? Saham tidak aneh, saham sehat, saham cakep.
Ketika diberi tahu bahwa di Bursa ada lebih dari 600 saham, barulah Si Kakak berteriak, “Buseetttt buaaanyak ya. Salah lihat donk.” Iya, Kakaakkk.
Orang aneh memang sukanya yang aneh-aneh. Mungkin. Kalau kamu juga sukanya saham aneh, hati-hati.
NH