Gak cuma menitikkan airmata, maunya bercucuran sekalian. Tapi hanya sebatas emoticon sih. (Belum ada emoticon nangis berguling-guling kan ya?)
Diskusi real di dunia maya soal saham sore itu sampai ke sebuah pertanyaan, “Kasih tau donk ciriciri saham bego?”
(Saham bego, harganya naik turun tergantung gosip. Tambahannya begini. Saham bego itu seperti di kasino, kita gak boleh lamalama di sana. Pasang jack pot, dapat gak dapat harus pulang. Bandarnya senang kalau kita menang dan bisa duduk lamalama, dan paling takut kalau kita gak datang main lagi. Begitu kirakira saham bego didefinisikan di group WA itu. Kasihan.)
Begitulah nasib yang mulia sang saham. Ada yang disebut saham bego (mungkin kirakira sama dengan yang sering kita dengar, saham gorengan), tetapi ada juga yang disebut saham blue chip.
(Wikipedia: Dalam permainan poker, chip warna biru adalah chip dengan nilai tertinggi, dibanding chip warna putih dan merah. A blue chip is stock in a corporation with a national reputation for quality, reliability, and the ability to operate profitably in good times and bad. Catat, good times and bad. Plus, that are generally the leaders in their industry. Dan tahukah kamu? The VOC was possibly, in fact, the first ever blue chip stock in its modern sense. Asal tahu saja.)
Pilihan di kita. Risiko di kita. Untung rugi di kita. Padahal, sumpah demi zamrud Castafiore, kalau membaca definisi dua kasta saham di atas, bukankah memilih saham yang baik dan benar semudah menjentikkan jari? Ctak!
Lalu, yang bikin rasanya pengen nangis itu apanya, mBang? Saya kok berharap pertanyaannya begini ya, “Kasih tau donk ciriciri saham blue chip?” Nah, kalau itu rasanya saya tidak akan pernah pengen nangis lagi. Demi Castafiore!
NH