Peringatan:
Mungkin kamu akan kecewa dengan jawabannya.
Amerika? Yang pemimpinnya super tidak simpatik itu? Yang arogannya setengah mati itu? Yang body-language-nya tidak pernah ikut training di John Robert Powers itu? Kenapa Amerika? Haduh. Ya sudahlah. Saya mungkin subyektif.
Tapi saya pastinya bukan sok nasionalis. Nasionalisme saya mah pas-pasan saja. Mungkin ponten tujuh. Hanya saja membayangkan deretan ratusan saham-saham di Bursa Efek kita, gak yakin saya kalau uang kita mampu untuk memborong 45 saham terbaik saja atau 30 saham syariah terbaik saja. Yang produk dan layanannya akrab dengan kita, yang merknya seliweran depan mata kita saban hari.
(Terlalu sering dengar cerita horror mengenai pasar kita? Mungkin kita kebanyakan follow yang gak-gak dan terlalu sering baca cerita, tulisan, postingan tidak bermutu. Seperti kita-kita yang juga suka dengan gambar dan video prank, tiktok, hoax penuh sensasi. Padahal, apa sih bedanya mereka-mereka itu dengan para teroris-pencari-sensasi? Tipis.)
Apalagi pertanyaan itu dilemparkan oleh orang-orang yang beli saham perusahaan Indonesia pun tidak. Juga oleh investor-investor yang begitu saham Indonesia-nya turun, langsung kalang-kabut, mau gini mau gitu, galau bin risau bin kacau.
Jadi ketika saya ditanya, “Gimana cara beli saham yang listing di Amerika?”, saya hanya bisa menjawab, “Mau ngapaiinnn?”
NH