Senang. Siapa tidak senang dengan banyaknya tambahan jumlah investor baru di pasar modal tahun lalu? Tiga juta enam ratus tujuh puluh ribu investor baru reksa dana dan satu juta tujuh ratus enam puluh ribu investor baru saham. Naik lebih dari seratus persen dibandingkan dengan tahun 2020. Lonjakan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah, menembus angka sepuluh juta total investor pasar modal Indonesia. Semua senang.

Terlepas latar belakang tambahan fantastis itu -yang sebagian besar didominasi oleh kalangan muda- disebabkan oleh banyak faktor. Entah karena semata-mata ikut-ikutan, atau referral-game, atau fenomena fomo termakan para influencer media sosial, ataupun -ini yang benar- memang menyadari pentingnya berinvestasi, memanfaatkan usia dini.

Namun kesenangan tidak pernah berjalan sendiri. Angka-angka bukan sekadar data statistik, untuk dipampangkan di layar canggih dan dicetak dengan tinta warna-warni. Angka-angka itu (sadarkah kita?) mewakili jutaan nyawa generasi muda, yang menaruh harapan tinggi mendapatkan manfaat dari sang pasar. Entah untuk sesaat, maupun untuk masa depan. Entah untuk sekadar cuan saat ini, maupun untuk kesejahteraan saat nanti. Kesenangan telah melahirkan konsekuensinya sendiri. Tanggung jawab.


Jangan hanya senang satu sisi capaiannya saja, “gelombang besar” ini adalah sisi beban di pundak regulator. Beban terkait generasi yang tengah menata dua puluh tiga puluh tahun masa depannya. Sedangkan untuk industri, jangan senang hanya sebatas bisnis jangka pendeknya saja, namun seberapa sustain generasi-pandemi ini akan bertahan, dan -terutama- mendapatkan manfaat dari dunia baru mereka ini, jangka pendek maupun jangka panjang. Going concern, begitu kan seharusnya sebuah bisnis dan industri dijalankan?

Saat ini, proses inklusi-konversi telah menjadi begitu mudah. Ibarat hanya menjentikkan jari saja untuk mengajak seseorang menjadi investor. Peran teknologi, medsos, dan grup-grup digital memainkan peran super-besar. Sementara proses literasi-edukasi pontang panting mengejarnya. Dan nyaris tak mampu mengejar. Itulah tanggung jawabnya. Literasi-edukasi! Yang seyogyanya mendahului inklusi-konversi. (“Tidak ada kata terlambat, sebelum benar-benar terlambat.”)


Kembali ke soal senang, siapa tidak senang? Semua senang. Termasuk “gerombolan hyena” yang mencium bau harum darah mangsa muda. Yang hidupnya -dan cari uang untuk diri dan keluarganya- memang hanya dari memangsa. Membuat berita dan postingan menyesatkan, membungkus yang tak pantas seolah pantas, melakukan transaksi pura-pura dan palsu, lantas menjebak para investor dan menghisap uang hasil kerja jerih payahnya, membuyarkan cita-cita para pemula yang baru saja dimulai. Kesenangan yang tidak pantas, tidak bermoral, tidak bertanggung jawab.

Baiknya untuk gerombolan yang ini, jangan kasih senang.

NH

Posted by:Nicky Hogan

Nicky menjalani hidup limapuluh tahun, gemar berlari empatpuluh tahun, merambah alam tigapuluh tahun, bekerja di pasar modal duapuluh tahun, suka menulis sepuluh tahun. Dan inilah tulisannya.

6 replies on “SENANG

  1. Selamat sore menjelang malam, Bang Hogan. Maaf sebelumnya mengganggu waktunya. Boleh minta tolong, gak. Kalau ganti gravatar gagal terus seperti itu kenapa ya, Bang?

    Punyaku gak bisa. Maaf saya masih pemula. 🙏🥺

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.