Anakku,

Di usia menjelang setengah abad ini, Aku mau mengatakan sesuatu. Saat ini Kamu di usia belasan, usia terbaik untuk mulai menata masa depan. Waktu masih sangat bersahabat denganmu. Waktu berpihak padamu. Untuk apa? Untuk mulai berinvestasi. Hahaha, Kamu mulai bosan mendengar kata itu ya? Tapi mungkin hanya itu warisan terbaikku. Aku tak dapat warisan rumah mewah besar dari orang tuaku, jadi jangan banyak berharap. Karena itu, Aku akan terus mengulang-ulang ini, entah sampai kapan, Akupun tak tahu.

Belasan tahun sudah Aku bicara di depan banyak orang, sebagian besar mahasiswa (mahasiswi tepatnya, ini antara kita aja ya). Tiga tahun terakhir ini entah sudah berapa ratus kali Aku bicara dari satu kampus ke kampus lain, dari satu kota ke kota lain. Entah berapa banyak yang menyimak, dan yang tidak. (Mungkin lebih banyak yang tidak sih, hiks. Tapi aku rapopo…) Aku hanya ingin sekadar berbagi. Apalagi sih yang dikejar di sisa usia ini. So, bagaimanapun, Aku harus tetap terus menjaga semangat setiap kali berbicara di depan, sambil terus meredam kejenuhan. Dan sekali ini saatnya Aku ingin bicara padamu. Anakku sendiri.

Ingat tulisan terakhir yang Aku sodorkan dalam perjalanan ke sekolah? Ya, tentang bunga majemuk. Namun jauh di balik itu, Anakku, mari kita bicara soal Waktu. Time. Ya, itulah sahabat sejatimu. Yang bisa Kamu andalkan untuk banyak hal. Dan dalam dunia investasi, Waktu adalah segalanya. Banyak pemain (Aku tak suka istilah ini, tapi begitulah mereka) yang mencoba memanfaatkan Waktu untuk mencari keuntungan. Mencari momentum beli dan jual, seolah mereka bisa menebak apa yang akan terjadi tiga puluh menit ke depan, dua puluh enam hari berikutnya, atau lima bulan kemudian. Pada akhirnya toh lebih banyak mereka yang mensia-siakan Waktu, sambil menghamburkan uang hasil kerja keras mereka. Rugi. Kapok. “Guys, You can’t time the market!”

Aku tak mau Kamu memanfaatkan Waktu untuk itu. Aku mau kamu bersahabat dengan Waktu. Tunduk pada sang Waktu. Investasi tidak ada yang instant, tidak seperti mie kesukaanmu itu. Senjata terbaikmu adalah Waktu, bukan IQ tinggimu, bukan pula huruf-huruf indah di depan dan belakang namamu. Saat ini Kamu masih memiliki banyak Waktu, dan tak perlu berlomba dengannya. Karenanya, tidak perlu gugup memeriksa harga sahammu setiap hari, tidak ada tekanan pasar yang mampu merusak harimu. Mainkan saja gitar dan pianomu di saat pasar saham memerah dan para pelakunya pucat pasi.

Di luar sana begitu banyak yang baru investasi satu tahun atau tiga tahun dan merasa tidak mendapatkan apa-apa, mereka merasakan bosan luar biasa (investasi memang membosankan, apa boleh buat), lalu mengalihkan “investasinya” ke mobil keluaran terbaru atau handphone seri teranyar atau berlibur terlalu dini. Sulit untuk mereka menunggu hingga tahun ketujuh, dimana bola salju bunga majemuk baru saja mulai bergulir. Di saat itulah, Anakku, saat Kamu berhasil memecahkan kode sang Waktu. Saat sang Waktu akan membayar kesabaranmu. Your life changes.

Oh ya, Waktu juga pastinya bisa Kamu andalkan satu saat nanti, ketika Kamu patah hati. (Jangan bilang gak akan pernah, cobalah sekali-kali, bagus untuk pengalaman kok). Waktu akan berlalu, menemanimu sambil melupakan jantung hatimu. Minimal Waktu akan membuat pematah hatimu itu menjadi tua dan peyot dan tidak lagi menarik buatmu.

Anakku, kalau di dunia ini selalu ada hitam dan putih, yin dan yang, kalau ada sahabat, pasti ada musuh pula.
Kalau Waktu adalah sahabatmu, lalu siapakah musuhmu?

Hmm, bis yang kutumpangi sudah mulai masuk kota Tasikmalaya. Perlu bersiap untuk Senin besok, untuk melakukan peresmian Galeri Investasi BEI di Pasar Cikurubuk, salah satu pasar tradisional terbesar di Indonesia. Ini tuh galeri investasi pertama lho di sebuah pasar tradisional, pasar becek. Pasar modal masuk pasar tradisional. See, Son. Argh, lagipula Aku sedang rindu Galunggung. Kamu kangen naik gunung lagi? Ok deh, suratnya dibuat bersambung saja ya. See you soon at home, Son.

Love,
Ayah

Posted by:Nicky Hogan

Nicky menjalani hidup limapuluh tahun, gemar berlari empatpuluh tahun, merambah alam tigapuluh tahun, bekerja di pasar modal duapuluh tahun, suka menulis sepuluh tahun. Dan inilah tulisannya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.