GREEDY 1 (hanya berlaku untuk investor, mungkin)
“Kapan saat yang paling tepat untuk membeli saham?”
Kenapa? Takut kemahalan? Takut turun? Coba periksa. Beneran takut? Jangan-jangan bukan karena takut kemahalan. Bukan karena takut turun. Tetapi karena kita maunya membeli di harga -dan hanya di harga- terendah. Lalu apa yang membuat kita percaya bahwa kita sangat paham mengenai harga saham yang paling tepat untuk dibeli, dibanding pasar? Mengapa kita, para investor dan calon investor, bersikeras percaya bahwa kita bisa mengalahkan pasar? Jangan-jangan keserakahan telah dimulai sebelum kita melangkah masuk pasar.
GREEDY 2 (begitulah kalau dulu bolos pelajaran peribahasa)
“Blue chips kan naiknya lama-dikit-dikit, tapi kalau penny stocks (bebas diterjemahkan apa saja) tuh bisa untung puluhan hingga ratusan persen.”
Kenapa orang berinvestasi di penny stocks? Karena ingin cepat kaya? Ketidaksabaran. Berinvestasi dan membeli saham beberapa juta rupiah, lantas bermimpi menjadi miliarder dalam hitungan hari atau minggu, cukup untuk membeli sepeda ratusan juta keluaran terbaru, plus membayar hutang di warung BuYem di gang sebelah yang belum dilunasi sejak dua bulan lalu. (Beberapa saham recehan memang sengaja dirancang dengan gaya gravitasi besar, tapi kita kan bukan laron?)
GREEDY 3 (mesin pemusnah massal tak lekang waktu)
“Leverage.”
Sebuah kata indah. Dan mematikan. Punya uang 100, tapi maunya belanja sampai 300. Pinjam uang perusahaan, uang tetangga, uang mertua. Juga uang belanja bulanan atau uang kuliah semester depan. Padahal waktu terkadang berbaik hati menunggu. Eyang WB bilang, hanya seorang ibu hamil sembilan bulan yang bisa memberikan kita seorang bayi, bukannya sembilan ibu yang sedang pada hamil satu bulan.
*)Syar’i adalah sebuah kata yang indah. Dan bermanfaat. Dunia akhirat.
BONUS (greedy punya banyak teman)
“Saham yang itu sudah muahal, cuma dapat dikit lembarnya. Pilih yang murah saja, lotnya bisa dapat lebih buanyak.”
Percayalah, di pintu surga, yang ditanyakan bukan jumlah lembar saham kita, tetapi total nilai portofolio kita.
NH
menarik sekali pak, saya sedang menjalani point 1, hahaha
LikeLike
Hahaha, monggo Bang…
LikeLike
Mengapa kita, para investor dan calon investor, bersikeras percaya bahwa kita bisa mengalahkan pasar? Jangan-jangan keserakahan telah dimulai sebelum kita melangkah masuk pasar.
==========================
Kutipan di atas menohok tepat ke rasa greedy saya hehe. Setuju sekali pak. Memutuskan menjadi investor aktif ketimbang nitip Reksadana misalnya, sudah greedy sejak awal ya.
LikeLiked by 1 person
Jadi investor, ternyata susah susah gampang ya, atau gampang gampang susah 😅🙏
LikeLiked by 1 person