“We cannot force someone to hear a message they are not ready to receive. But we must never underestimate the power of planting a seed.”
Perawakannya mungil, namun menjadi salah satu yang paling menonjol di antara sekitar dua ratus peserta yang hadir. Dan ketika dia maju ke panggung, bercerita mengenai saham bank BUMN yang dimilikinya, saya takjub. Rochani Atin, pekerja migran Indonesia di Hongkong saat itu, di acara sosialisasi investasi April 2019, ternyata membawa cerita menakjubkan terus berlanjut. Sekembali ke tanah air, akhir tahun itu, dia semakin aktif mengembangkan rumah baca Soraya, rumah baca yang telah dirintis beberapa tahun sebelumnya, bahkan ketika dia masih mengais rezeki di seberang negeri. Berlanjut dengan inisiatif membangun Ponorogo Nabung Saham, -tanpa perlu mengajak karena mengajak kadang terlalu sering disalahartikan dengan pamrih- hanya menabur benih, dan membiarkannya satu masa nanti berbuah, dinikmati pemetiknya.
Seorang wanita lainnya, juga berperawakan mungil, sepuluh tahun lalu, memulai langkahnya menjadi seorang investor saham. Seorang milenial yang aktif di kelompok studi pasar modal di kampus, yang lantas berinisiatif dengan rekannya membangun komunitas Investor Saham Pemula. Mungkin tidak pernah terbayangkan olehnya kalau hari ini, komunitas itu telah ada di 29 provinsi (plus 1 yang di Hongkong), di 65 kota dan kabupaten, dengan anggota dan partisan lebih dari 200.000 orang. Frisca Devi tidak pernah mengendurkan semangat dan aktivitas berbagi ilmunya di seluruh pelosok negeri, hingga saat telah berkeluarga, pun saat mengandung besar bayinya, menggendong dan membawanya dalam kereta bayi. Sembari bermimpi, Ara, sang bayi mungil, satu masa nanti akan menyaksikan tumbuh suburnya investor tanah air.
NH
Nicky Hogan 