MEMPERTANYAKAN NABUNG SAHAM

Nabung Saham bukanlah merupakan sebuah realitas objektif. Layaknya “dollar-cost-averaging”, kalau awalnya hanya merupakan sebuah realitas subjektif, kemudian bergerak melebar menjadi sebuah realitas intersubjektif. Karena tidak bersifat mutlak layaknya gravitasi, realitas non-objektif sangat tergantung kepada keyakinan masing-masing individu dan kelompok. Dan karenanya menjadi sah-sah saja kalau ada individu atau kelompok yang tidak setuju dan tidak menyukai kata-kata itu, atau tidak menganggapnya bermakna apa-apa.

Read More

KEBETULAN INVESTOR

Peran tiga kiat di atas? Saya tidak sepintar itu, dan tidak senjlimet itu. (Dan kalaupun kamu pintar, saya tidak berharap kamu perlu senjlimet itu, Kawan.) Wisdom, saya punya, ada di setiap jengkal tulisan saya. Itu lebih dari cukup untuk mengajar saya memilih perusahaan yang benar, melihat harganya sebelum pandemi, dan menunggu pensiun bahagia nanti. Kiat skill tahu waktu yang tepat untuk membeli saham? Setiapsaat, wahai investor, setiapsaat! (Bosan kan dengar kata itu?) Skill cari uang saja yang dikembangin, untuk nantinya dibelikan saham. Dan skill-skill lain macam naik gunung, diving, terbang layang, yang dipakai nanti waktu selesai jualan saham. Knowledge, strategi, cara memilih? Binatang apa itu? No comments dah, mari belajar saja dari saudara-saudara kita di benua Afrika. (Kamu tahu, nenek moyang kita Homo Sapiens itu aslinya dari benua itu? Jadi, mari jangan kualat.)

Read More