“Di dunia saham, benarkah ada bandarnya? Sebab ada yang bilang ada, ada yang bilang tidak ada.”
Read More
KNOW ME BETTER. LIKE ME LESS.
“Di dunia saham, benarkah ada bandarnya? Sebab ada yang bilang ada, ada yang bilang tidak ada.”
Read MorePerempuan itu terhenti langkahnya seketika, menatap ragu dan tak percaya ke arah Fei. Ada rasa ngeri menyelimuti perempuan itu. Juga ada rasa rindu luar biasa di sana. Dadanya terasa sesak, matanya terasa panas. Sebaliknya Fei tidak terlihat canggung, seolah sudah tahu tiga huruf itu akan menghentikan langkah perempuan itu.
Read MoreFei menengok ke belakang, ke dalam tenda. Perempuan itu masih lelap dalam sleeping bag. Matanya yang terpejam menyembunyikan bola matanya yang hitam dominan. Damai wajahnya membuat Fei tidak mampu membedakan mana yang lebih indah, di luar sana atau di dalam sini. Fei merasa begitu beruntung dikelilingi keindahan pagi itu. Dia percaya, selalu percaya, surga itu letaknya di bumi. Paling tidak di lembah Surya Kencana ini. Saat ini.
Read MoreRaung gesekan roda-roda baja dan rel MRT terdengar, semakin mendekat. Tidak banyak pengantri di larut malam begini dan juga tidak banyak penumpang yang bergegas keluar gerbong. Fei meletakkan pantatnya, di sebelah bangku untuk disabilitas yang dibiarkan kosong, memandang beberapa orang yang masih lalu lalang di luar gerbong. Seorang perempuan melintas. Fei mengenalinya, perempuan dengan sepasang bola mata yang hitam dominan.
Read More