API UNGGUN 21092020, KAMU ADALAH KARUNIA

Bipolar disorder. Bukan zona nyaman saya, tentu saja; di luar tema investasi dan lelarian. Kekhawatiran telah dimulai sejak memutuskan dan menanyakan kepada Bonaventura Sukintoko Pramudyo, apakah bersedia mengisi acara “Api Unggun”. Sebuah eksplorasi -bukan eksploitasi- terhadap seorang yang sudah dengan yakin dan terbuka menyatakan dirinya sebagai “mental illness”. Namun tokh tetap saja tidak mudah untuk saya, “Adakah kata atau kalimat yang kalau nantinya dilontarkan bisa jadi salah, trigger words? Adakah yang pantang ditanyakan? Adakah orang menjadi salah paham?” (Kalaulah Bona, mungkin, terganggu tidurnya malam sebelum acara live itu, saya tidak kalah terganggunya.)

Read More

API UNGGUN 14092020, CERITA-CERITA TANPA PERLU JUDUL

Kita sering lupa bahwa sebenarnya kita semua adalah homo fabulans, si makhluk pencerita (dan karenanya kita juga sebenarnya orang yang senang mendengarkan cerita). Itu sudah ada dalam DNA kita, sejak nenek moyang kita, sejak jaman batu, di antara nyala api unggun. Hanya saja kadang kita merasa tidak ada kesempatan untuk itu, atau kadang kita merasa orang tidak akan tertarik dengan cerita kita. Padahal setiap manusia selalu punya kisahnya sendiri, semirip apapun -yang kita rasakan dan pikirkan- akan unik dan tidak akan pernah sama dengan cerita yang lainnya.

Read More

API UNGGUN 07092020, KARENA HIDUP HANYA SEKALI

Pergilah ke Takengon, nikmati negeri di atas awan di kaki gunung Leuser, nikmati sejuknya malam di ketinggian 1200 mdpl, nikmati pesona Danau Laut Tawar, nikmati lezatnya depik – ikan khasnya, nikmati kopi Gayo di tengah-tengah kebun kopi. Karena hidup hanya sekali.

Berkunjunglah ke Takengon, 1 jam perjalanan udara dari Medan atau 8 jam perjalanan darat dari Banda Aceh atau Medan, mampirlah ke Pak Syukri di Kafe Negeri Kopi, tempat berkumpulnya para investor dan trader saham, yang tertawa ketika investasi sahamnya berbagi dividen atau ketika naik, dan juga tetap tertawa-tawa ketika turun, sembari menghirup kopi. Karena hidup hanya sekali.

Berinvestasilah. Seperti dr Mahathir Muhammad, seorang dokter muda Banda Aceh yang ingin merdeka, dan memerdekakan. Memerdekakan negeri dari dominasi mayoritas investor asing, memerdekakan diri dari kemiskinan yang sering kali kita ciptakan sendiri, memerdekakan pikiran bahwa hidup hanya untuk hari ini. Karena hidup hanya sekali.

Belajarlah. Sejatinya hidup bukan hanya untuk diri sendiri, belajarlah hal benar, belajarlah dengan giat, belajarlah tanpa gentar, belajarlah menjadi berguna, belajarlah untuk berbagi. Karena mati bisa berkali-kali. Karena hidup hanya sekali.

Read More