“Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih. Tapi bagaimanapun, berbaik hatilah.” ~ Bunda Teresa
Read More
KNOW ME BETTER. LIKE ME LESS.
“Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih. Tapi bagaimanapun, berbaik hatilah.” ~ Bunda Teresa
Read MoreHidup adalah soal urutan. Aku terlahir di urutan kelima dalam keluargaku, bukan anak pertama ketiga atau ketujuh. Urutan yang membawaku ke diriku sekarang ini, bukan seseorang yang lain. Aku seolah “diurutkan” untuk menjabat direktur bursa pada periode 2015-2018, bukan pada dua periode sebelumnya, dimana Aku gagal pada saat pemilihan. Bayangkan kalau terjadi “salah urutan” di dua hal itu saja, tidak akan pernah ada nama “Nicky”, tidak di lingkungan yang membesarkanku, tidak menangani pengembangan bursa, tidak pernah ada tulisan ini, dan tulisan-tulisan lainnya. (Aku bahkan tengah membayangkan urutan penciptaan, kalau saja Eva hadir terlebih dahulu -dan kitalah, lelaki, tulang rusuknya- entah bagaimana nasib Adam, dan nasib kita saat ini.)
Read MoreAku tak tertarik dengan mereka. Aku lebih tertarik bercerita tentang Mas Suparman. Gerombolan perusuh itu tidak menarik perhatianku. (“Maksud Ayah, pendemo?” “Bukan Nak, mereka bukan pendemo, mereka perusuh. Lihatlah yang mereka lakukan.”) Tidak menarik simpatiku, apalagi. Tidak sama sekali.
Read MoreSekali lagi Nak, kematian memang gelap dan kelam. Misterius. Rahasia semesta. Bisa terjadi kapan saja dimana saja siapa saja. Ayahmu ini -yang beberapa pesan masuk tadi mengingatkan sudah tidak muda lagi- tampaknya masih akan tetap terus berlari. Seperti pernah kukutip di sebuah tulisanku: “I know only two things. One, I will be dead someday; two, I am not dead now. The only question is what I shall do between those points.” I will keep on running. Aku akan terus berlari. Sebisaku. Semampuku. Sesukaku.
Read More