Anakku, Aku menulis lagi, untukmu, terpaksa. Aku sedang khawatir. Sangat khawatir. Takut. Mungkin juga sedih. Dan aku butuh kamu, sekarang. Paling tidak mendengarku. Maafkan ya Nak, itu nasibmu. Tadi pagi – juga semalam, setelah mendarat – sebelum pesawat tinggal landas, aku membaca banyak berita, chatting, kutipan sanasini, yang berisi kekhawatiran dan ketakutan mengenai bursa saham…
Read More